Ir A Harris Hody MBA
Dididik Militer, Ternyata Jodohnya di Bisnis

Mulanya hobinya mendesain, tetapi lama-kelamaan hobi tersebut memotivasi dirinya untuk menjadi seorang pengusaha. Itulah yang dialami Ir. A. Harris Hody, Direktur Garisa, yang usahanya bergerak di bidang Exhibition Organizer Marketing dan Promotion Services Design dan Build Interior Design.

Sebagai anak bungsu dari tiga orang bersaudara, Harris sejak kecil dididik ayahnya dengan disiplin militer. Tetapi tampaknya disiplin yang diterapkan ayahnya itu bukannya membawa ia ke karir militer, malah mengarahkan pada seorang pebisnis.

Bagi Harris, disiplin militer maupun pelajaran militer yang diperoleh dari orang tuanya dan buku yang dibacanya, bukan dimaksudkan untuk menjadi seorang milier yang baik. "Ada suatu pelajaran berharga yang bisa dimanfaatkan seorang pengusaha untuk meraih sukses," komentarnya.

Ia mengaku, dalam buku militer yang pernah dibacanya, seorang prajurit tidak hanya diberikan pelajaran bagaimana teknik menyerang, tetapi juga teknik menghadapi serangan balik diajarkan. Maksudnya, seorang pengusaha jangan hanya mau enaknya saja menikmati keuntungan, tetapi harus senantiasa juga siap menghadapi ketidakberuntungan. Disamping itu, kalau suatu pekerjaan dikerjakan dengan penuh disiplin hasilnya akan baik.

Persoalannya, saat krisis moneter melanda negara kita ini, banyak pengusaha yang tidak siap. Mengapa? Karena mereka lengah.

Setelah tahu teknik menyerang dan menghadapi serangan balik, Harris tidak langsung membuka usaha, tetapi ia mencari pengalaman kerja dulu. Setelah ia tamat kuliah tahun 1987 dari Fakultas Tehnik Sipil Unhas, pria kelahiran Makassar 20 November 1961 ini bekerja di Overseas Ekspres Bank. Ia memegang jabatan selaku Corporate Banking Group Head dan Kreditor Kredit Macet. Ini merupakan jabatan bergensi di bank tersebut, karena menyalurkan kredit minimal Rp 4 miliar.

Tampaknya, kerja di bank bagi Harris ada titik jenuhnya, ia kemudian keluar pada tahun 1995 menyusul Overseas Ekpres Bank diambil alih oleh Humpus group. Ia kemudian banting stir masuk ke PT Sullwood Group, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perkayuan dan perkebunan di Sulsel. Ia memegang jabatan selaku Direktur Keuangan. Salah satu titik kepuasannya, karena perusahaan menghargai keprofesionalannya dan ditransfer dengan nilai yang sangat tinggi.

Disamping bekerja selaku Direktur Keuangan, Harris juga menggalang Salahuddin Sampetoding, yang kini Ketua ARDIN untuk mendirikan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Mandai Maros. Bank yang didirikannya itu telah banyak membantu pedagang ekonomi lemah. Kini bank itu tetap dalam kondisi sehat.

Tahun 1999 lalu, ia keluar dari PT Sullwood Group, dan beralih menguluti perusahaan exebisi yang pernah dikelola sebelum kuliah. Harris kemudian mengurus perusahaan tersebut secara profesional. Banyak usaha yang telah dilakukan dalam perusahaannya itu, yakni melakukan Expo REI, pameran Otomotif, design and build interior design.

Ekspo REI sudah tiga kali dilakukan, yakni sejak tahun 1996, 1997 dan tahun 2000. Disamping itu, pihaknya juga akan melakukan pameran otomotif pada bulan November nanti di Sahid Hotel.

Dengan melakukan ekspo atau pameran, kata Harris yang kini menjabat Ketua FKPPI Makassar, akan dapat mendekatkan penjual dan pembeli atau masyarakat dengan pengusaha. Dari hasil pengalaman menyelenggarakan ekspo selama ini, ia banyak memetik keuntungan.

Harris yang kini jadi pengurus Daerah REI Sulsel juga pengurus Pusat DPP ARDIN berpendapat, suatu produk, bilamana tidak dikenal oleh masyarakat, maka produk itu tidak akan laku di pasaran. Itulah sebabnya perlunya dilakukan ekspo atau pameran. Diakui, biaya promosi seperti itu memang mahal, setiap kali acara minimal makan biaya Rp 50 juta, tetapi hasil yang diperoleh bisa lebih besar dari itu. zt